Kehidupan Manusia Purba

MATERI 3
KOMPETENSI : 3.3. Menganalisis kehidupan manusia purba dan asal-usul nenek moyang bangsa                                             Indonesia (melanesoid, proto, dan deutero melayu).
                          4.3.Menyajikan informasi mengenai kehidupan manusia purba dan asal-usul nenek                                         moyang bangsa indonesia (melanesoid, proto, dan deutero melayu) dalam                                                 bentuk tulisan.
INDIKATOR :  
  3.2.1. Menjelaskan pengertian masa pra aksara 
    3.2.2. Menjelaskan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia
    3.2.3. Menjelaskan corak hidup masyarakat pra-aksara
3.2.4. Menganalisis perkembangan teknologi masa pra –aksara
                       4.2.1. Menyajikan tulisan  asal-usul nenek moyang bangsa 
                    Indonesia
                                4.2.2. Membuat tulisan mengenai manusia serta kebudayaan 
                                           Masa pra Aksara

MATERI

1. ARTI ZAMAN PRA AKSARA 
Pra aksara berasal dari dua kata ,yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yang berarti tulisan .  Zaman pra aksara dimulai sudah tentu sejak manusia ada,itulah titik dimulainya masa pra aksara. Zaman pra aksara berakhir setelah manusianya mulai mengenal tulisan.

2. TEMPAT DITEMUKAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA .
a. SANGIRAN 
  Perjalanan kisah perkembangan manusia di dunia tidak dapat kita lepaskan dari keberadaan  bentangan luas perbukitan tandus yang berada di perbatasan kabupaten sragen dan kabupaten karanganyar 1864.Lahan itu dikenal dengan nama situs sangiran .Kondisi deformasi geologis itu menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba dan binatang termasuk artefak.

b.TRINIL ,NGAWI JAWA TIMUR.
          Trinil adalah sebuah desa dipinggiran bengawan solo ,masuk wilayah administrasi labupaten  ngawi, jawa timur .Tinggalan purbkala telah lebih dulu ditemukan didaerah ini jauh sebelum Von Koenigswald menemukan sangiran pada 1934.Ekskavasi yang dilakukan oleh Eugene Dubois di Trinil tela membawa penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagi dunia pengetahuan.

3.JENIS MANUSIA DI INDONESIA .
a.Jenis Meganthropus .
     Jenis manusia purba ini terutama berdasarkan penelitian Von Koenigswald disangitan tahun 1936 dan 1941 yang menemukan fosil rahang manusia yang berukuran besar .
Manusia raksasa dari Jawa kuno dan dari Bahasa lain Meganthropus paleojavanicus.
Jenis manusia purba ini memiliki ciri rahang yang kuat dan badannya tegap,manusia ini memakan         tumbuh-tumbuhan .

b. Jenis Pithecanthropus .

Jenis manusia ini didasarkan pada penelitian Eugene Dubois tahun 1890 di dekat trinil ,sebuah desa dipinggrian Bengawan Solo diwilayah Ngawi . Jenis manusia purba yang juga terkenal sebagai rumpun homo erectus ini paling banyak ditemukandiindonesia .

Jenis Pithecanthropus:
a. Pithecanthropus Mojokertensis ( Manusia Kera dari Mojokerto).
        Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh Von Koenigswald di dekat Mojokerto, Jawa Timur,             pada tahun 1936. Fosil berupa tengkorak anak-anak. Fosil tersebut disebut juga Pithecanthropus             Robustus.
b. Pithecanthropus Erectus ( manusia kera yang berjalan tegak ).
        Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890 di Trinil, Lembah            Bengawan Solo. Fosil berupa tulang rahang, bagian atas tengkorak , geraham dan tulang kaki.
c. Pithecanthropus Soloensis ( manusia kera dari Solo).
        Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh Von Koenigswald dan Oppenorth di Ngandong dan            Sangiran , di tepi Bengawan Solo, antara tahun 1931-1933. Fosil berupa tengkorak dan tulang                 kering.

d. Homo (Manusia)
Fosil jenis homo ini pertama diteliti oleh Von Reitschoten diwajak ,penelitian dilanjutkan oleh Eugene Dubois menyimpulkan sebagai jenis Homo.
Homo sapiens artinya manusia sempurna baik dari segi fisik ,volume otak maupun postur badannya yang secara umum tidak jauh berbeda dengan manusia modern .
Pegelompokkan manusia sapiens terbagi menjadi 2 yaitu :

1.Manusia Wajak .
Manusia Wajak (Homo wajakensis ) merupakan satu-satunya temuan di Indonesia yang untuk sementara dapat disejajarkan perkembangannnya dengan manusia modern awal dari               akhir kala pleistosen .Pada tahun 1889 manusia wajak ditemukan oleh B.D Van Reitschoten disebuah ceruk dilereng pegunungan karst dibarat laut campurdarat ,dekat tulungangung ,jawa timur .

2.Manusia Liang Bua .
Penemuan manusia homo floresiensis tahun 2004 menggemparkan dunia ilmu pengetahun. Sisa-sisa manusia ditemukan disebuah gua Liang Bua oleh tim peneliti gabungan Indonesia dan Australia . Sebuah gua permukiman prasejarah flores. 
Liang bua bila diartikan secara harfiah merupakan sebuah gua yang dingin . Sebuah gua yang sangat lebar dan tinggi dengan permukaan  tanah yang datar ,merupakan tempat bermukim yang nyaman bagi manusia pada masa praaksara. Liang Bua merupakan sebuah temuan manusia modern awal dari akhir masa pleistosen di Indonesia yang menakjubkan yang diharapkan dapat menyibak asal usul manusia di kepulauan Indonesia. Manusia Liang Bua ditemukan oleh pater brown dan Mike J.Morwood pada bulan September 2003 lalu ,penemuan ini kemudian bernama homo floresiensis ,sesuai dengan tempat ditemukannya fosil manusia Liang Bua. Pada tahun 1950-an Th.Verhoeven lebih dahulu menemukan beberapa fragmen tulang manusia di Liang Bua. Saat itu la menemukan tulang iga yang berasosiasi dengan berbagai alat serpih dan gerabah. Tahun 1965 ,ditemukan tujuh buah rangka manusia beserta beberapa bekal kubur yang antara lain berupa beliung dan barang-barang gerabah.

1.Masa berburu dan mengumpulkan makanan .
  ciri –ciri : 
  - Berkelompok 20-30 orang ,NOMADEN .
  - Bergantung pada alam ,FOOD GATHERING .
  - Mulai mengenal api .
  - Tiggal dekat sungai ,danau – tinggal di gua-gua .
         
2.Masa bercocok tanam    menuju     Perundingan (pertukangan).
    a)Trial/ Error : 
    b)Menetap 200-300 orang .
    c)FOOD PRODUCING ( Menanam tanaman pokok)
    d)Memelihara hewan .
    e)Barter.
PEMBABAGAN DALAM SEJARAH
1.MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN
Kehidupan masyarakat masa berburu dan mengumpulkan makanan sangat sederhana dan hanya bergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Di masa ini, manusia purba tinggal di alam terbuka secara berkelompok, tinggal di gua-gua, atau membuat tempat tinggal di atas pohon besar. Manusia yang tinggal di gua dikenal sebagai cavemen (orang gua).

                                Cavemen atau manusia yang tinggal di gua (sumber: timetoast.com)

Sistem kepercayaan manusia diperkirakan bermula pada masa ini, hal itu dibuktikan dengan ditemukannya lukisan-lukisan pada dinding gua, salah satunya di Sulawesi Selatan. Lukisan ini ada yang berbentuk cap tangan, ada pula yang berbentuk seekor babi rusa dengan panah di bagian jantungnya.

                Lukisan cap tangan dan seekor babi di Gua Leang, Sulawesi Selatan (sumber:                          arkeologiindonesia.com)

Lukisan cap tangan dilambangkan sebagai sumber kekuatan dan simbol pelindung untuk mencegah roh-roh jahat sedangkan lukisan ini mengisyaratkan adanya kepercayaan terhadap roh nenek moyang pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Jadi, pada masa ini kepercayaan ditunjukkan dalam simbol-simbol tertentu.

2.MASA BERBURU DAN BERCOCOK TANAM
Masa bercocok tanam terjadi ketika manusia mulai hidup menetap di suatu tempat. Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dengan beternak hewan dan memanfaatkan hutan belukar untuk dijadikan ladang.
Pada masa ini, mereka mulai percaya kalo ada kehidupan baru setelah kematian. Oleh karena itu, masyarakat mengadakan upacara-upacara untuk menyenangkan hati roh nenek moyang yang telah meninggal. Pemujaan terhadap roh nenek moyang dilakukan melalui upacara penguburan, terutama jika mereka yang dianggap sebagai orang terkemuka oleh masyarakat. 

Pada upacara penguburan, jasad dibekali berbagai macam benda, seperti perhiasan, gerabah, dan benda yang dimiliki semasa hidupnya. Nah, benda-benda tersebut kemudian dikubur dalam satu tempat yang sama. Tujuannya agar perjalanan jasad ke kehidupan selanjutnya akan terjamin sebaik-baiknya. 
Menurut kepercayaan mereka, orang yang telah meninggal, lalu semasa hidupnya berjasa bagi masyarakat akan memiliki tempat khusus di akhirat, lho. Biasanya keluarga dan kerabat terdekat akan mengadakan pesta dan mendirikan batu-batu besar. Batu-batu tersebut dihias dengan ukiran atau lukisan yang melambangkan kehidupan roh semasa hidup.
Penempatan penguburan jasad dan batu-batu besar tersebut berupa dolmen, sarkofagus, kubur batu, menhir, dan kubur peti batu yang digunakan untuk sarana penyembahan. Hmm, kalo sekarang sih kayak nisan atau salib yang berguna sebagai penanda sebuah kuburan.
                                            Dolmen (sumber: gurupendidikan.com)

3.MASA PERUNDAGIAN
Pada masa perundagian, manusia sudah mengenal cara mengolah logam. Kepercayaan masyarakat di masa perundagian nggak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Mereka masih melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang dan memelihara hubungan dengan orang yang sudah meninggal. Nah, yang membedakan yaitu alat yang digunakan untuk praktik pemujaan. Di masa ini, benda yang digunakan terbuat dari bahan perunggu.
Kapak perunggu untuk upacara (sumber: pembelajaramu.com)

Masyarakat melakukan penguburan sesuai dengan tingkatan sosial. Jadi, penguburan orang yang terpandang dan rakyat biasa berbeda ya. Penguburan orang-orang terpandang selalu dibekali dengan barang mewah. Upacara yang dilakukan pun diarak oleh banyak orang. sebaliknya jika yang meninggalnya rakyat biasa, upacaranya sederhana dan kuburan mereka nggak dibekali dengan barang-barang mewah. 
Upacara kematian menjadi hal yang penting di masa perundagian. Seiring berjalannya waktu, hal itu membuat sistem penguburan mengalami perkembangan dan menghasilkan situs arkeologi yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia. Nah, di masa perundagian ini terdapat dua pola penguburan, lho.

A.Sistem Penguburan Langsung (Primary Burial)
Sistem penguburan langsung dilakukan dengan cara mengubur langsung jasad ke dalam tempat yang sudah disiapkan. Penguburan langsung dilakukan di tempat arwah nenek moyang tinggal, lho. Jasad dikuburkan dengan posisi membujur, terlipat, atau jongkok. 
Oh iya, jasad pun membawa bekal, lho? Yup! Bekal kubur, seperti unggas dan anjing yang telah mati, periuk-periuk benda perunggu dan besi, manik-manik, dan perhiasan lain. Sistem penguburan ini pernah dilakukan di Sumatera, Bali, Sulawesi, Sumbawa, Sumba, dan Flor

                                            Penguburan langsung (sumber: researchgate.net)

B.Sistem Penguburan Tidak Langsung (Secondary-burial)

Penguburan tidak langsung dilakukan dengan mengubur mayat lebih dahulu dalam tanah atau kadang-kadang dalam peti kayu yang dianggap sebagai kuburan. Kemudian dalam jangka waktu tertentu sebagian/seluruh tulang akan diambil untuk dikuburkan kembali di tempat yang disediakan. Jadi, sistem penguburan sekunder ini menguburkan kembali tulang ke dalam sebuah wadah kubur yang terbuat dari batu 
                                        Tempayan batu (sumber: munas.kemdikbud.go.id)
Nah, sebelumnya kan sudah dijelaskan bahwa upacara penguburan terjadi di masa berburu dan bercocok tanam dan masa perundagian. Kamu tahu nggak, seiring berjalannya waktu, upacara ritual kepercayaan mengalami perkembangan, lho. Mereka tidak hanya melakukan upacara yang berkaitan dengan leluhur, tetapi dengan mata pencaharian yang mereka lakukan. Misalnya, upacara khusus yang dilakukan oleh masyarakat pantai yaitu penyembahan kekuatan yang dianggap sebagai penguasa pantai. Penguasa inilah yang mereka anggap memberikan kemakmuran hidupnya. Di daerah pedalaman atau pertanian ada upacara persembahan kepada kekuatan yang dianggap sebagai pemberi berkah terhadap hasil pertanian.

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Masuknya Agama Hindu dan Budha di Indonesia

KERAJAAN HINDU DAN BUDHA DI INDONESIA